BMKG Sebut Cuaca Panas di Lampung Dipicu Dinamika Atmosfer 

Ilustrasi Kekeringan. Dok Pixabay
Print Friendly, PDF & Email
image_pdfimage_print

LAMPUNG, Exspost.com — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Lampung sebut cuaca panas yang terjadi bulan terakhir karena dipicu beberapa kondisi dinamika atmosfer. Adapun salah satunya pemicu yakni minimnya tingkat pertumbuhan awan.

Koordinator Data dan Informasi BMKG Lampung, Rudi Harianto mengatakan secara umum, fenomena cuaca panas terik yang terjadi karena dipicu minimnya tingkat pertumbuhan awan. Bahkan, dampaknya suhu panas di Lampung pernah tercatat hingga 36 – 36,5 derajat celcius

“Dilihat dari minimnya tutupan awan di wilayah Lampung dan minimnya pertumbuhan awan, terutama di siang hari, sehingga menyebabkan sinar matahari tidak mengalami hambatan oleh awan atmosfer. Sehingga, pada siang hari terasa sangat panas dan terik,” belum lama ini.

Selain itu, kata Rudi, cuaca panas terik yang saat ini terjadi juga dipengaruhi faktor kelembaban yang rendah cuaca terasa panas.

“Sekarang ini juga pergerakan semu matahari mengarah ke selatan ekuator. Perlahan-perlahan pergerakan matahari mendekati ekuator sehingga menyebabkan kondisi cuaca panas saat siang hari,” kata dia.

Meski demikian, kata Rudi, cuaca panas terik yang terjadi saat ini belum terbilang kategori ekstrem. Sebab, rata-rata suhunya diantara 24 derajat celcius.

“Kalau kategori ekstrem belum ya. Tapi, memang suhunya sudah maksimum melebih tahun-tahun sebelumnya karena di Lampung pernah mencapai 36 -26,5 derajat celcius,” kata dia.

Rudi mengatakan saat ini untuk wilayah Lampung masih memasuki musim kemarau efek dari fenomena global el nino.

“Jadi, untuk saat ini wilayah Provinsi Lampung masih memasuki musim kemarau. Kalau melihat prakiraan musim, diperkirakan selama Oktober 2023 ini dibilang masih relatif kering. curah hujan sedikit,” ujarnya. TIM

banner 828x269

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *