LAMPUNG SELATAN, Exspost.com — Pemkab Lampung Selatan, melalui Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (DTPH-Bun) Lamsel meyakini produktivitas padi di kabupaten setempat turun. Sebab, pada musim gadu tahun ini kondisi air sangat berkurang pada musim kemarau.
Kepala Bidang Tanaman Pangan DTPH-Bun Lampung Selatan Eka Saputra mengatakan pada 2023 ini sudah dapat dipastikan produktivitas padi turun. Apalagi, debit air dari sumber air yang ada berkurang, baik dari sungai, sumur bor dan embung.
“Selain itu, banyak lahan tanaman padi sudah mulai kekeringan dengan kondisi tanah mulai retak – retak di hampir seluruh lahan sawah yang tersebar di Lampung Selatan. Tentu kondisi ini karena musim kemarau yang cukup panjang,” ujarnya, kemarin.
Dia mengaku produktivitas pada musim panen 2022 lalu hasil produktivitas padi mencapai 6.000 ton. “Musim tahun ini saya rasa pasti turun dengan kondisi yang kemarau cukup panjang,” kata dia.
Dia menjelaskan, berbagai upaya telah dilakukan DTPH- Bun Lampung Selatan seperti penghematan air, tanam padi berusia pendek dan memanfaatkan sumber – sumber air yang tersedia.
“Untuk bantuan cadangan benih daerah (CBD) stoknya masih ada. Tapi, hanya cupuk untuk 1.950 hektare. Bahkan, bantuan Ansuransi Usaha Tanaman Padi (AUTP) belum dapat dilaksanakan. Sebab, Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan PT.Ansuransi Jasa Indonesia dengan Pemkab Lamsel tentang, bantuan premi AUTP baru dilakukan,” katanya.
Terancam Gagal Panen
Sebelumnya, puluhan hektare tanaman padi di areal Desa Baliagung, Kecamatan Palas, Lampung Selatan, terancam gagal panen. Pasalnya, tanaman padi yang telah berusia berkisar 15 – 60 hari setelah tanam (HST) alami kekeringan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Tim Exspost.com, sejak dua bulan terakhir khususnya di Desa Baliagung dan umumnya di Kecamatan Palas dilanda kekeringan. Hal tersebut dikarenakan curah hujan yang tak kunjung datang.
Bahkan, karena kurangnya pasokan air menyebabkan sejumlah lahan persawahan berubah menjadi kering hingga pecah-pecah.
Ketua Gapoktan Bali Jaya Desa Baliagung, Dewa Aji Sastrawan mengatakan berdasarkan laporan dari kelompok tani (Poktan), setidaknya ada luasan 57 ha alami kekeringan. Sedangkan, lahan perkebunan seluas 7 ha.
“Hampir dua bulan terakhir enggak ada hujan, mas. Dari awal musim tanam pada Juli lalu hingga saat ini hujan tak kunjung datang. Dampaknya, bahkan lahan sawah pecah-pecah karena tidak adanya ketersediaan air,” kata dia, Minggu 10 September 2023. **